Saturday, 6 February 2016

Fanfiction IKON GFRIEND - Precious Lunce [Oneshoot]




Title  : Precious Luce
Author : imechan
Cast   : iKon’s Kim Han Bin (B.I), Gfriend’s SinB
Length : Ficlet
Genre  : Romance
Rating : PG-17
Disclaimer        :  Terinspirasi dari MV The Light The Ark . Ini seperti kelanjutan hidup sang gadis yang aku karang sendiri /? FF murni karya aku 

Summary
“Tetaplah berjalan dibelakangku sampai kapanpun”
Kim Han Bin menghampiri SinB
“Tetaplah meminjamkan bahumu sampai kapanpun”
————————————————————————————————————
“Lihatlah kemari”
Pria yang sedang duduk di sebuah bus menghela nafas panjang menempatkan kepalanya tepat di kursi bus. Matanya terus menatap gadis yang duduk disampingnya yang tak menghiraukannya sedari tadi.
Ia kemudian memegang lembut lengan gadis itu. Tetap saja sang gadis tak mau memalingkan wajahnya. Kim Kim Han Bin mengacak pelan rambutnya.
“Sudahlah berhenti menatap jalan seperti itu,  apa kau baru melihat jalan pertama kali seumur hidup?” Pertanyaan Kim Han Bin seperti sebuah magnet yang membuat sang gadis itu memalingkan wajahnya ke arah Kim Han Bin. SinB dengan tatapan sendu khasnya langsung menatap mata kekasihnya itu. Senyum kecil tak lupa ia berikan sebagai bonus.
Pesona sepanjang jalan yang mereka lalui memang begitu memanjakan mata. Warna hijau pepohonan mendominasi ditambah pernak pernik bunga yang mulai bermekaran suasana yang sangat khas saat musim semi.
Raut wajah Kim Han Bin kini telah berubah melihat senyum yang tertanam dibibir SinB. SinB mengatur posisi duduknya agar sejajar dengan Kim Han Bin menghadapkan wajahnya kearah depan. Ia menarik tangan Kim Han Bin dan menggenggamnya.
“Jujur saja aku baru melihatnya kembali setelah sekian lama” Raut wajah SinB tiba-tiba berubah wajahnya ia tanamkan ke bawah, genggaman tanganya ia renggangkan berusaha melepaskannya namun sigapnya Kim Han Bin langsung menggenggamnya kembali dengan sangat erat. Pria itu mengulurkan tangannya menyandarkan SinB tepat dibahunya. Cairan hangat kini membasahi bahu Kim Han Bin. 
————————————————————————————————————
Jangan menangis dalam situasi apapun
Setiap tetes air mata itu terlalu berharga
Bersandarlah padaku, aku akan menggenggam tanganmu
Bahkan jika dunia berbalik menyerang kita
————————————————————————————————————
“Benarkah ?” Kim Han Bin bersikap setenang mungkin membasuh lembut helaian rambut milik gadis itu. Berusaha menenangkan kekasihnya, berusaha agar buliran air yang keluar dari mata SinB terhenti.  
Kim Han Bin sangat memahami dibalik kepolosan dan ketegaran SinB hatinya sangat rapuh, bahkan saat pertama kali mereka bertemu. Saat itu untuk pertama kalinya Kim Han Bin merasa terenyuh melihat seorang gadis duduk menepi di sebuah bangku yang ada di pinggir jalan. Seorang gadis yang berusaha hidup dalam kesendirian, selalu tegar, selalu tersenyum walaupun sedih, namun akan jatuh saat hatinya tergores.
“Hidup sendiri itu sangat bebas apa kau tak tahu ?”
“Orang sejahat apapun akan aku hadapi sendiri hebat bukan?”
Senyum Kim Han Bin terbentuk saat mengingat sebercik kalimat yang pernah SinB ucapkan. Merasa hidupnya sangat beruntung bertemu dengan seorang gadis yang sangat polos dan kini menjadi kekasihnya itu.
“Aku tak menyangka kau cemburu dengan jalan raya, sebenarnya  siapa yang kekanak kanakan?” SinB bangkit dan itu membuat Kim Han Bin meronjak kaget. Kedua tanganya menyapu bekas buliran yang masih tersisa. Kemudian membenarkan posisi duduknya semakin menepi menjauhi Kim Han Bin.
“Tentu saja bukan seperti itu” Kim Han Bin tak menyangka gadis polos itu cepat sekali berubah mood nya. Bahkan sekarang menjaga jarak dengannya. Namun tatep saja ia hanya bisa menatap dan mengulaskan senyum.
“Lalu apa ? Kau harus lihat pemandangan di sepanjang jalan itu sangat indah” SinB berusaha meyakinkan. Namun hanya senyum yang ditujukan Kim Han Bin kepadanya. Tatapan dan senyuman milik Kim Han Bin memang ampuh untuk membuat gadis polos itu mengunci mulutnya. SinB memalingkan wajahnya.
“Tidak mau” Kim Han Bin mendekati SinB kepalanya kini berada di bahu gadis itu. SinB terkejut melihat tingkah pria itu, terlintas dibenak SinB untuk meminta Kim Han Bin enyah dari bahunya. Kim Han Bin malah tertidur.
Hidup SinB dirasa sudah mencapai klimaks saat bertemu Kim Han Bin. Di dalam hatinya selalu diselimuti rasa penasaran mengapa Kim Han Bin datang kepadanya mengapa Kim Han Bin mau memberikan waktu dan perhatian untuknya. SinB sudah biasa hidup sendiri saat ia lulus dari Sekolah Menengah Atas. Saat ia ditinggalkan oleh ibunya, ibunya yang selalu membangunkannya untuk berangkat sekolah, menyiapkan sarapan, mengantarkannya ke halte untuk menunggu bus menuju sekolah dan saat tibanya pulang SinB langsung disambut hangat oleh ibunya. Sangat manis jika SinB mengingat masa masa itu, beberapa tahun ia bagai mati suri menikmati hidupnya dalam kesendirian. Tiba saatnya Kim Han Bin datang serasa membangkitnya dari kematian suri yang dialami SinB. SinB tahu ia bisa hidup sendiri, bahkan jika ia berada di pulai terpencil ia akan membangun dindingnya sendiri. Bayangan akan ibunya selalu terngiang, sosok sang ibu takan bisa digantikan oleh manusia seperti apapun. SinB mengiyakan bahwa Kim Han Bin tidak bisa disamakan dengan ibunya, namun kehadiran Kim Han Bin tentu bermakna bagi hidupnya.hanya satu yang SinB takutkan … Ia takut saat Kim Han Bin melakukan hal yang sama seperti ibunya.           

Samar samar SinB menatap apa yang ada di sekelilingnya. Gerakan yang dihasilkan tubuhnya dirasa berbeda saat ia menaiki bus tadi. Angin yang berhenbus dan menyentuh kulitnya semakin membuat ganjal.
“SinB apa kau tidak bisa diam ?”
SinB hampir saja jatuh terjengkang saat membuka matanya dan menyadari posisi tubuhnya sekarang.
“Kim Han Bin kenapa kau mengendongku seperti ini? Aku mau turun”
“Kau tadi tertidur didalam bus .. Aku tidak tega membangunkan”
“Tapi sekarang aku sudah bangun .. Aku berjalan sendiri saja ya?”
Kim Han Bin tidak merespon dan membetulkan posisi tubuh SinB agar tidak terjatuh. SinB merasa tidak enak dengan posisi seperti ini. Beberapa detik keadaan begitu hening, tak nyaman akhrinya Kim Han Bin menurunkan SinB.
“Bahumu tidak apa-apa ?”
SinB sigap memegang bahu Kim Han Bin memastikan ia tidak apa-apa. Yang ditanya malah hanya tersenyum dan mempersilahkan SinB agar berjalan terlebih dahulu di depannya. Mereka berjalan beruntutan. Kim Han Bin yang di belakang tak berhenti menatapi sang gadis seraya menjaganya. SinB menghentikan langkahnya, memalingkan tubuhnya kebelakang, menghampiri Kim Han Bin yang tengah berdiri tepat dihadapannya.
“Ada apa?” SinB hanya tersenyum, mengikuti apa yang biasa Kim Han Bin lakukan saat ia bertanya. SinB kemudian menatapi pria itu untuk memastikan keadaan Kim Han Bin juga baik-baik saja sesaat sebelum membalikan tubuhnya kembali.
Kim Han Bin selalu ada saat SinB memerlukannya. Dibalik semua itu ia tahu Kim Han Bin tak berbeda rapuhnya dengan dia. Ayah dan ibunya memang masih ada namun mereka tak pernah hidup sewajarnya. Pernikahan yang didasarkan oleh perjodohan tanpa dasar cinta walaupun dengan keberadaan Kim Han Bin tak memberikan perubahan untuk hidup mereka. Ayah dan ibu Kim Han Bin bahkan sering membawa pasangan mereka masing masing kerumah. SinB selalu terhanyut saat Kim Han Bin berbagi cerita dengannya, Bersandar di bahunya dan ia selalu memegang erat tangannya untuk menguatkan Kim Han Bin. Tidak bisa dibayangkan bagaimana kehidupan Kim Han Bin selama ini. Namun SinB tahu Kim Han Bin berbeda dengan kedua orang tuanya. Ralat, mereka berbeda dengan kedua orang tua Kim Han Bin. Tidak ada perjodohan di sini. Saat Kim Han Bin membutuhkan seseorang SinB akan datang dan menggenggam tangannya. Saat Kim Han Bin membutuhkan bahu untuk bersandar SinB akan memberikan bahunya untuk Kim Han Bin.
————————————————————————————————————
Genggam tanganku ketika kau membutuhkan seseorang
Aku akan menjadi orang itu orang itu, kami disini untuk kehidupan
Datang padaku ketika kau membutuhkan bahu untuk bersandar
Aku akan menjadi orang itu orang itu, kami disini untuk kehidupan
————————————————————————————————————
SinB melangkah di depan Kim Han Bin seperti sebelumnya. Kim Han Bin terdiam dan tak tahu apa yang dilakukan gadis polos itu, Karena penasaran ia mempercepat langkah agar posisinya sejajar dengan SinB.
“Tadi kau sedang apa?”
“Tidak” SinB sedikit tertawa “Hei ! Tolong tetap berjalan di belakangku”
Kim Han Bin menghela nafas melihat SinB yang sudah berjalan meninggalkannya. mereka berjalan menuju rumah SinB.
“Kim Han Bin .. tetaplah berjalan dibelakangku sampai kapanpun”
Kim Han Bin menghampiri SinB.
“tetaplah meminjamkan bahumu sampai kapanpun”
SinB tertawa mendengar kata kata Kim Han Bin lalu ia masuk kedalam rumah.
“yak! SinB keluarlah”
-fin-
  

Artikel Terkait

Fanfiction IKON GFRIEND - Precious Lunce [Oneshoot]
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email