B AND I
Antara aku kau dan hujan
Kim Hanbin | Jung
Minha (OC)
AU , Angst
Rate T
Author : Imechan
Desclaimer
Benarkah dia tidak ingat denganku ?
Walaupun tidak saling mengenal tapi kami telah bertemu dua kali
Bagaimana bisa dia tidak mengingatku
“Aku melihatnya lagi, si Gadis Hujan” pria itu tersenyum dan menatapku
----------------------------
STORY IS MINE
HAPPY READING ^^
Langkahku
perlahan menapak di deretan bulir bulir air yang mengalir di atas jalan,
hujannya cukup deras bahkan payung yang ku bawa tak mampu melindungiku dari
butiran air yang terbawa oleh angin ini.
“Payung
ini rasanya tak berguna” batinku
Tak
salah bukan jika aku membenci hujan ? aku bahkan selalu berfikir kenapa banyak
orang menyukai butiran air dari langit ini ? menunggunya datang hanya untuk
menari dan bermain di bawahnya. Apakah tubuh mereka di selimuti baja ? tubuhku sekarang bahkan sudah dirasuki oleh
hawa-hawa dingin, di jalan yang ku lewati tak ada sehelai daun pun untuk tempat
aku berteduh semuanya rata dengan ladang yang membentang. Jika saja bukan
perintah dari ibuku aku tak akan mau mengantarkannya. Kue –kue pesanan dari
pelanggan setia toko kue ibuku.
Perjalananku
sangat terhalang karena butir air yang turun semakin banyak. Namun samar-samar
aku melihat ada beberapa orang sedang berdiri di tengah jalan. Aku mempercepat
langkah melawan arus angin yang berhebus karena penasaran. Betapa kagetnya aku
melihat ternyata orang-orang yang kulihat dari kejauhan tadi ternyata sedang
beradu gulat empat lawan satu. Keempat orang yang sedang memukuli satu orang
tadi menyadari keberadaanku yang sedari tadi hanya diam berdiri tak jauh dari
kejadian.
“apa
yang kau lakukan disini gadis kecil ? cepat pergi !” perintah seorang laki-laki
bertubuh besar dan sangat kekar
“tidak
! apa yang kau lakukan pada laki-laki itu ? kalian bergulat empat lawan satu ?
itu tidak adil” entah setan apa yang ada di tubuhku sehingga dengan berani
kalimat itu terjun dari bibirku.
“dasar
! kau sama saja seperti dia banyak bicara !” ujar seorang yang lain dengan
tangan kepalan yang siap mendarat di wajahku aku sekuat tenaga mencegah
tanganya namun tubuhku tak kuat hingga aku tersungkur jatuh. Seorang yang ingin
memukulku tadi semakin mendekatiku, sungguh Aku hanya pasrah karena entah mengapa
tak ada energi untuk aku bangkit berdiri.
“hey
apa kau mau melawan seorang gadis kecil dan lemah seperti dia ? sudah kita
pergi saja” aku sedikit lega karena orang yang tadi perlahan menjauhiku setelah
mendengar ajakan dari temannya untuk pergi. Mereka pergi dengan dua buah motor
memecah hujan yang masih deras mengalir.
Aku
tak henti menatap kepergian mereka sampai jarak mereka tak bisa ku jangkau
lagi. Tiba tiba saja terlitas di pikiranku tentang satu orang yang menjadi
bahan gulat empat orang tadi. ternyata dia yang terbujur di bawah hujan. Aku
langsung menghampirinya, Banyak sekali luka yang menghiasi wajahnya di
percantik dengan darah yang mengalir terbawa air hujan.
“hai
kau tidak apa-apa ? bangunlah“ aku menggoyang-goyangkan tubuhnya tak tahu harus
berbuat apa lagi karena sangat panik melihat darah yang keluar.
“bagaimana
ini kenapa dia tidak bangun-bangun”
Tiba-tiba
pria itu bangun dan bangkit.
“tidak
apa-apa” ucap pria itu.
“sudah
pergilah , kau harus cepat sampai dirumah” tambahnya dan langsung menjalankan
motornya.
astaga apa tadi ? kenapa dia bangkit
tiba-tiba ? mengagetkan saja! untung saja jantungku masih kuat dan tidak
terlepas keluar. Aku melihat dia cukup cepat mengenakan motor namun entah
mengapa aku sangat khawatir terjadi apa-apa dengannya dijalan. Dia tidak akan
kenapa napa kan ?
tatapanku beralih ke sebuah benda bening
tergelat di jalan dekat dengan tempatku kini berada.
“Kalung
? kalung milik siapa ? apa milik pria itu ?”
“ B” di kalung itu terdapat seperti liontin huruf
B.
-B
& I-
Tubuhku rasanya seperti di tindih oleh alat angkat beban yang
sangat berat, begitu juga kepalaku. Sedari tadi cairan dari hidungku juga
sangat mengganggu ditambah dengan bersin-bersin yang menambah manisnya
deritaku. Sudah dua hari setelah kejadian waktu itu, badanku tak kunjung
membaik. Malangnya, tubuh yang seharusnya mendapat istirahat ini malah aku
gunakan untuk pergi kesana kemari seperti saat ini aku harus pergi ke toko buku
untuk mencari referensi tugas yang dibebankan kepadaku sebagai seorang siswa.
Cuaca aku perkirakan cukup bagus jadi tak masalah jika aku keluar
sebentar.
“ jung minha setelah beli buku jangan kemana-mana kamu mau
penyakitmu tambah parah ?” pesan ibuku saat aku akan izin ke toko buku. Syal
yang ibu berikan saat aku akan pergi cukup memberikan efek karena walaupun
cuaca bagus namun mokpo memiliki udara yang cukup dingin saat ini.
Aku masuk kedalam toko buku sesegera mungkin, sedetik kemudian aku
terhenti setelah melihat orang yang berpapasan denganku yang akan keluar dari
toko buku itu.
“tunggu !” aku berusaha menghentikan orang tersebut namun nihil,
orang tersebut sudah berada diluar dan tidak mungkin mendengarnya.
Aku yakin sekali orang itu adalah orang yang waktu itu di hajar
oleh empat orang tak berperikemanusian. Aku kemudian mengecek saku berharap
kalung yang aku temukan waktu itu aku bawa sekarang.
“aku harus mengembalikannya”
Aku buru-buru keluar dari toko buku dan mengejar pria itu.
“apa ? Hujan ?“
Tiba tiba hujan tanpa ku duga meluncur begitu saja dan langsung membasahi bumi. Aku tak perduli
, aku berusaha berlari agar tak tertinggal oleh jejak pria itu.
“braakkk “
Aku mendengar suara yang begitu keras terdengar di seberang jalan,
di tengah hujan orang-orang berlarian menuju arah suara tersebut. Aku
menghentikan langkahku dan memilih melihat apa yang terjadi di seberang jalan
sana.
Jantungku hampir saja keluar untuk kedua kalinya. Pria itu ,
ternyata pria itu lah yang menjadi sumber suara keras tadi. Dia tertabrak oleh
sebuah mobil saat akan menyebrang. Aku langsung tergeletak di sampingnya untuk
melihat keadaannya. Badannya dilumuri darah , masih terlihat jelas dia masih
memakai plester kecil pasti itu bekas luka kejadian itu. Dan sekarang dia harus
mendapatkan luka lagi , dia ini orang atau apa sih !. aku melihat dia membuka
sedikit matanya.
“kau tidak apa- apa ?” aku mengangkat kepalanya kedalam
pangkuanku.
“Kau ? si Gadis Hujan.” Kemudian dia tak sadarkan diri.
Kegelapan sedikit demi
sedikit mulai diterangi oleh cahaya. Aku membuka mataku dan mmperhatikan setiap
sudut ruangan dimana aku sekarang berada ?
“kenapa aku disini ?
akhh kepalaku!” aku berusaha bangun dari
sebuah tempat tidur dengan keadaan kepalaku yang sangat pusing lebih dari
apapun.
Ternyata aku baru saja
berada di rumah sakit tanpa tahu siapa yang membawaku kesini, aku masih ingat
kejadian terakhir yang aku alami yaitu bersama pria tapi dimana dia sekarang ?
kenapa dia begitu ajaib ? apa mungkin dia benar-benar bukan manusia ? akh
kepalaku lama-lama pecah jika terus seperti ini.
“ semua biaya sudah di
bayar lunas oleh tuan kim hanbin” jelas petugas rumah sakit saat aku berada di
resepsionis untuk menanyakan berapa biaya untuk perawatanku tadi.
“Kim hanbin ? siapa dia
?”
“iya maaf ? kami tidak
tahu tentang hal itu”
“ah baiklah, apakah ada
yang dia tuliskan alamat atau apapun ?”
“tunggu sebentar”
Mungkinkah dia pria itu
? jadi namanya kim hanbin. Kalung ini bukan miliknya ? aku harus menemui dia.
-B
& I-
Berhari-hari aku
mencari informasi mengenai kim hanbin. Orang yang tak ku kenal dan orang yang
telah menolongku dengan membawa kerumah sakit. Setelah menemukan sebuah
informasi aku sedikit kecewa karena Kim hanbin ternyata berasal dari seoul mana
bisa aku pergi ke seoul untuk mencarinya.
Entah mengapa hujan
sering sekali turun saat aku sedang berada di luar rumah. Tentunya aku tidak
akan menyentuh butiran air itu lagi untuk saat-saat ini karena keaadanku baru
memulih sekarang.
Ah ya entah mengapa
juga kalung berliontin B ini sekarang selalu aku pakai karena aku masih sangat
berharap mengetahui siapa pemilik kalung ini.
Aku tengah berada di
dalam sebuah bus air mengalir disamping dinding-dinding kaca yang berada di
sampingku aku tak sama sekali ingin melihatnya, kupustuskan untuk menyenderkan
tubuhku dan menghadap kedepan.
“permisi apakah disini kosong?” tanya
seorang yang tak kulihat wajahnya berharap mendapat persetujuan untuk duduk di
sampingku.
“iya silahkan “ dia kemudian duduk
disampingku, kulihat dari samping dia langsung memakai sebuah earphone. Aku
penasaran dengan wajahnya, aku mencoba mencuri-curi agar bisa melihat wajahnya.
“deggg” oh tuhan dadaku !
“kau ? kau ingat aku ?” aku langsung
menghadap ke arahnya dan dia pun reflek menghadap kearahku.
“ maaf siapa ?”
Benarkah dia tidak ingat denganku ?
Walaupun tidak saling mengenal tapi
kami telah bertemu dua kali
Bagaimana bisa dia tidak mengingatku
“Aku melihatnya lagi, si Gadis Hujan” pria itu tersenyum dan menatapku
“jadi apa kau
mengingatku ?”
Mataku tertuju pada
kalung yang tergantung manis di lehernya dengan liontin huruf B sama seperti
yang aku pakai .
“gadis hujan tetapi
pingsan di saat hujan ? kkkk” pria itu tiba-tiba tertawa
“hei sebenarnya siapa
namamu hah ?”
“kim hanbin,Kau bisa
memanggilku B.i . Ayo Ikut aku”
Kim hanbin atau B.i ,
benar dialah orang yang kucari selama ini. Dia menariku dan meminta bus untuk
berhenti, kami turun dari bus dan berjalan dengan diiringi deretan butir hujan.
Hanbin berhenti dan menggenggam tanganku.
“kalung yang kau pakai
adalah milik ibuku, kami memiliki satu pasang. Aku dan dia sangat menyukai
hujan. Namun setelah ibuku pergi, aku sering mengalami hal buruk saat menikmati
hujan yang aku sukai. Aku baru menyadari, saat ada kau tiba-tiba hal buruk itu
hilang dan aku mendapatkan kekuatan di tubuhku kembali. Terima kasih jung minha”
Hanbin memeluku.
“tunggu” Aku melepas
pelukan kami.
“kenapa kau tahu namaku
eoh ?”
“aku tahu semua
tentangmu” memeluku lagi.
Untuk pertama kalinya
aku sangat menyukai hujan dan tentu saja rasa sukaku terhadap hujan akan
semakin bertambah dengan adanya hanbin atau b.i di sisiku.
END
[ Oneshoot ] B AND I - IKON FANFICTION
4/
5
Oleh
Unknown