Wednesday, 9 December 2015

[ Oneshoot ] B AND I - IKON FANFICTION


                             B AND I

Antara aku kau dan hujan

Kim Hanbin | Jung Minha (OC)
AU , Angst
Rate T
Author :  Imechan

Desclaimer
Benarkah dia tidak ingat denganku ?
Walaupun tidak saling mengenal tapi kami telah bertemu dua kali
Bagaimana bisa dia tidak mengingatku
“Aku melihatnya lagi, si Gadis Hujan” pria itu tersenyum dan menatapku
----------------------------
STORY IS MINE
HAPPY READING ^^

Langkahku perlahan menapak di deretan bulir bulir air yang mengalir di atas jalan, hujannya cukup deras bahkan payung yang ku bawa tak mampu melindungiku dari butiran air yang terbawa oleh angin ini.
“Payung ini rasanya tak berguna” batinku
Tak salah bukan jika aku membenci hujan ? aku bahkan selalu berfikir kenapa banyak orang menyukai butiran air dari langit ini ? menunggunya datang hanya untuk menari dan bermain di bawahnya. Apakah tubuh mereka di selimuti baja ?  tubuhku sekarang bahkan sudah dirasuki oleh hawa-hawa dingin, di jalan yang ku lewati tak ada sehelai daun pun untuk tempat aku berteduh semuanya rata dengan ladang yang membentang. Jika saja bukan perintah dari ibuku aku tak akan mau mengantarkannya. Kue –kue pesanan dari pelanggan setia toko kue ibuku.
Perjalananku sangat terhalang karena butir air yang turun semakin banyak. Namun samar-samar aku melihat ada beberapa orang sedang berdiri di tengah jalan. Aku mempercepat langkah melawan arus angin yang berhebus karena penasaran. Betapa kagetnya aku melihat ternyata orang-orang yang kulihat dari kejauhan tadi ternyata sedang beradu gulat empat lawan satu. Keempat orang yang sedang memukuli satu orang tadi menyadari keberadaanku yang sedari tadi hanya diam berdiri tak jauh dari kejadian.
“apa yang kau lakukan disini gadis kecil ? cepat pergi !” perintah seorang laki-laki bertubuh besar dan sangat kekar
“tidak ! apa yang kau lakukan pada laki-laki itu ? kalian bergulat empat lawan satu ? itu tidak adil” entah setan apa yang ada di tubuhku sehingga dengan berani kalimat itu terjun dari bibirku.
“dasar ! kau sama saja seperti dia banyak bicara !” ujar seorang yang lain dengan tangan kepalan yang siap mendarat di wajahku aku sekuat tenaga mencegah tanganya namun tubuhku tak kuat hingga aku tersungkur jatuh. Seorang yang ingin memukulku tadi semakin mendekatiku, sungguh Aku hanya pasrah karena entah mengapa tak ada energi untuk aku bangkit berdiri.
“hey apa kau mau melawan seorang gadis kecil dan lemah seperti dia ? sudah kita pergi saja” aku sedikit lega karena orang yang tadi perlahan menjauhiku setelah mendengar ajakan dari temannya untuk pergi. Mereka pergi dengan dua buah motor memecah hujan yang masih deras mengalir.
Aku tak henti menatap kepergian mereka sampai jarak mereka tak bisa ku jangkau lagi. Tiba tiba saja terlitas di pikiranku tentang satu orang yang menjadi bahan gulat empat orang tadi. ternyata dia yang terbujur di bawah hujan. Aku langsung menghampirinya, Banyak sekali luka yang menghiasi wajahnya di percantik dengan darah yang mengalir terbawa air hujan.
“hai kau tidak apa-apa ? bangunlah“ aku menggoyang-goyangkan tubuhnya tak tahu harus berbuat apa lagi karena sangat panik melihat darah yang keluar.
“bagaimana ini kenapa dia tidak bangun-bangun”
Tiba-tiba pria itu bangun dan bangkit.
“tidak apa-apa” ucap pria itu.
“sudah pergilah , kau harus cepat sampai dirumah” tambahnya dan langsung menjalankan motornya.
   astaga apa tadi ? kenapa dia bangkit tiba-tiba ? mengagetkan saja! untung saja jantungku masih kuat dan tidak terlepas keluar. Aku melihat dia cukup cepat mengenakan motor namun entah mengapa aku sangat khawatir terjadi apa-apa dengannya dijalan. Dia tidak akan kenapa napa kan ?
 tatapanku beralih ke sebuah benda bening tergelat di jalan dekat dengan tempatku kini berada.
“Kalung ? kalung milik siapa ? apa milik pria itu ?”
“ B”  di kalung itu terdapat seperti liontin huruf B.

-B & I-

Tubuhku rasanya seperti di tindih oleh alat angkat beban yang sangat berat, begitu juga kepalaku. Sedari tadi cairan dari hidungku juga sangat mengganggu ditambah dengan bersin-bersin yang menambah manisnya deritaku. Sudah dua hari setelah kejadian waktu itu, badanku tak kunjung membaik. Malangnya, tubuh yang seharusnya mendapat istirahat ini malah aku gunakan untuk pergi kesana kemari seperti saat ini aku harus pergi ke toko buku untuk mencari referensi tugas yang dibebankan kepadaku sebagai seorang siswa.
Cuaca aku perkirakan cukup bagus jadi tak masalah jika aku keluar sebentar.
“ jung minha setelah beli buku jangan kemana-mana kamu mau penyakitmu tambah parah ?” pesan ibuku saat aku akan izin ke toko buku. Syal yang ibu berikan saat aku akan pergi cukup memberikan efek karena walaupun cuaca bagus namun mokpo memiliki udara yang cukup dingin saat ini.
Aku masuk kedalam toko buku sesegera mungkin, sedetik kemudian aku terhenti setelah melihat orang yang berpapasan denganku yang akan keluar dari toko buku itu.
“tunggu !” aku berusaha menghentikan orang tersebut namun nihil, orang tersebut sudah berada diluar dan tidak mungkin mendengarnya.
Aku yakin sekali orang itu adalah orang yang waktu itu di hajar oleh empat orang tak berperikemanusian. Aku kemudian mengecek saku berharap kalung yang aku temukan waktu itu aku bawa sekarang.
“aku harus mengembalikannya”
Aku buru-buru keluar dari toko buku dan mengejar pria itu.
“apa ? Hujan ?“
Tiba tiba hujan tanpa ku duga meluncur begitu saja  dan langsung membasahi bumi. Aku tak perduli , aku berusaha berlari agar tak tertinggal oleh jejak pria itu.
“braakkk “
Aku mendengar suara yang begitu keras terdengar di seberang jalan, di tengah hujan orang-orang berlarian menuju arah suara tersebut. Aku menghentikan langkahku dan memilih melihat apa yang terjadi di seberang jalan sana.
Jantungku hampir saja keluar untuk kedua kalinya. Pria itu , ternyata pria itu lah yang menjadi sumber suara keras tadi. Dia tertabrak oleh sebuah mobil saat akan menyebrang. Aku langsung tergeletak di sampingnya untuk melihat keadaannya. Badannya dilumuri darah , masih terlihat jelas dia masih memakai plester kecil pasti itu bekas luka kejadian itu. Dan sekarang dia harus mendapatkan luka lagi , dia ini orang atau apa sih !. aku melihat dia membuka sedikit matanya.
“kau tidak apa- apa ?” aku mengangkat kepalanya kedalam pangkuanku.
“Kau ? si Gadis Hujan.” Kemudian dia tak sadarkan diri.

Kegelapan sedikit demi sedikit mulai diterangi oleh cahaya. Aku membuka mataku dan mmperhatikan setiap sudut ruangan dimana aku sekarang berada ?
“kenapa aku disini ? akhh  kepalaku!” aku berusaha bangun dari sebuah tempat tidur dengan keadaan kepalaku yang sangat pusing lebih dari apapun.
Ternyata aku baru saja berada di rumah sakit tanpa tahu siapa yang membawaku kesini, aku masih ingat kejadian terakhir yang aku alami yaitu bersama pria tapi dimana dia sekarang ? kenapa dia begitu ajaib ? apa mungkin dia benar-benar bukan manusia ? akh kepalaku lama-lama pecah jika terus seperti ini.
“ semua biaya sudah di bayar lunas oleh tuan kim hanbin” jelas petugas rumah sakit saat aku berada di resepsionis untuk menanyakan berapa biaya untuk perawatanku tadi.
“Kim hanbin ? siapa dia ?”
“iya maaf ? kami tidak tahu tentang hal itu”
“ah baiklah, apakah ada yang dia tuliskan alamat atau apapun ?”
“tunggu sebentar”
Mungkinkah dia pria itu ? jadi namanya kim hanbin. Kalung ini bukan miliknya ? aku harus menemui dia.

-B & I-
Berhari-hari aku mencari informasi mengenai kim hanbin. Orang yang tak ku kenal dan orang yang telah menolongku dengan membawa kerumah sakit. Setelah menemukan sebuah informasi aku sedikit kecewa karena Kim hanbin ternyata berasal dari seoul mana bisa aku pergi ke seoul untuk mencarinya.
Entah mengapa hujan sering sekali turun saat aku sedang berada di luar rumah. Tentunya aku tidak akan menyentuh butiran air itu lagi untuk saat-saat ini karena keaadanku baru memulih sekarang.
Ah ya entah mengapa juga kalung berliontin B ini sekarang selalu aku pakai karena aku masih sangat berharap mengetahui siapa pemilik kalung ini.
Aku tengah berada di dalam sebuah bus air mengalir disamping dinding-dinding kaca yang berada di sampingku aku tak sama sekali ingin melihatnya, kupustuskan untuk menyenderkan tubuhku dan menghadap kedepan.
“permisi apakah disini kosong?” tanya seorang yang tak kulihat wajahnya berharap mendapat persetujuan untuk duduk di sampingku.
“iya silahkan “ dia kemudian duduk disampingku, kulihat dari samping dia langsung memakai sebuah earphone. Aku penasaran dengan wajahnya, aku mencoba mencuri-curi agar bisa melihat wajahnya.
“deggg” oh tuhan dadaku !
“kau ? kau ingat aku ?” aku langsung menghadap ke arahnya dan dia pun reflek menghadap kearahku.
“ maaf siapa ?”
Benarkah dia tidak ingat denganku ?
Walaupun tidak saling mengenal tapi kami telah bertemu dua kali
Bagaimana bisa dia tidak mengingatku
“Aku melihatnya lagi, si Gadis Hujan” pria itu tersenyum dan menatapku
“jadi apa kau mengingatku ?”
Mataku tertuju pada kalung yang tergantung manis di lehernya dengan liontin huruf B sama seperti yang aku pakai .
“gadis hujan tetapi pingsan di saat hujan ? kkkk” pria itu tiba-tiba tertawa
“hei sebenarnya siapa namamu hah ?”
“kim hanbin,Kau bisa memanggilku B.i . Ayo Ikut aku”
Kim hanbin atau B.i , benar dialah orang yang kucari selama ini. Dia menariku dan meminta bus untuk berhenti, kami turun dari bus dan berjalan dengan diiringi deretan butir hujan. Hanbin berhenti dan menggenggam tanganku.
“kalung yang kau pakai adalah milik ibuku, kami memiliki satu pasang. Aku dan dia sangat menyukai hujan. Namun setelah ibuku pergi, aku sering mengalami hal buruk saat menikmati hujan yang aku sukai. Aku baru menyadari, saat ada kau tiba-tiba hal buruk itu hilang dan aku mendapatkan kekuatan di tubuhku kembali. Terima kasih jung minha” Hanbin memeluku.
“tunggu” Aku melepas pelukan kami.
“kenapa kau tahu namaku eoh ?”
“aku tahu semua tentangmu” memeluku lagi.
Untuk pertama kalinya aku sangat menyukai hujan dan tentu saja rasa sukaku terhadap hujan akan semakin bertambah dengan adanya hanbin atau b.i di sisiku.

END

Artikel Terkait

[ Oneshoot ] B AND I - IKON FANFICTION
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email