Saturday 23 January 2016

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia halaman 28-35 kelas 12 semester 2


(1) Menurut kalian, bagaimanakah berbahasa yang baik dan benar itu?

Jawaban : Secara sederhana, bahasa yang baik dan benar dapat dijelaskan  sebagai berikut. Bahasa yang baik adalah bahasa yang digunakan  sesuai dengan situasi pemakaiannya, sedangkan bahasa yang  benar adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah (aturan) bahasa. Karena ditentukan oleh banyak hal (seperti tempat, topik, dan tujuan pembicaraan serta kawan/lawan bicara), yang dapat memunculkan banyak ragam bahasa, ukuran bahasa yang baik (sesuai dengan situasi pemakaian bahasa) sering dipahami secara salah oleh banyak orang.

(2) Teks opini berisi gagasan pribadi atau usulan mengenai sesuatu. Menurut kalian, pada teks “Tentang Baik dan Benar”, gagasan apa yang hendak diungkapkan penulis?

Jawaban : Gagasan yang hendak di ungkapkan oleh penulis pada teks opini “ Tentang Baik dan Benar “ adalah mengenai tata penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar beserta penggunaannya.

(3) Baca dan cermati kembai teks tersebut. Argumentasi apa saja yang diutarakan penulis untuk mendukung gagasannya? Tuliskanlah argumentasi yang kalian temukan ke dalam kolom berikut

Argumentasi
1. Bahasa yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan situasi pemakaiannya, sedangkan bahasa yang benar adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah (aturan) bahasa.

2. Banyak orang yang menganggap bahwa bahasa Indonesia hanya memiliki satu warna/ ragam. Mereka tidak (mau) menyadari bahwa bahasa Indonesia memiliki banyak ragam, identik dengan keanekaragaman masyarakat penggunanya.
3. sesungguhnya orang tidak perlu berbahasa baku saat tawar-menawar di pasar atau sedang mengobrol dengan tetangga saat ronda.
4. sangatlah tidak pantas jika ada orang menggunakan bentuk-bentuk tidak baku itu dalam sebuah seminar, dengan teman akrabnya sekalipun.

5. Dalam batas-batas tertentu, pelanggaran atas penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar mungkin masih dapat dimaklumi.

6. Konon, setiap jengkal ruang (karakter) di surat kabar bernilai bisnis. Oleh karena itu, permakluman yang sama seharusnya tidak diberikan kepada penyiar yang membacakan tulisan itu untuk pendengar/pemirsanya.

7. Tidak berbeda dengan ragam bahasa yang lain, ukuran baik dan benar tetap dapat diterapkan pada dua ragam (iklan dan sastra) itu.

8. “Keanehan” berbahasa dalam iklan dan sastra (kalau memang ada) harus dipandang sebagai kreativitas berbahasa pembuat/pengarang selama tidak bertentangan dengan kaidah bahasa yang berlaku.

9. Keanehan berbahasa, karena sudah berlangsung lama dan berterima, sering tidak dianggap sebagai kesalahan.

10. Padahal, jika ditanya siapa yang memberi perhatian dan siapa yang memberi ucapan, pasti tidak ditemukan jawaban yang benar karena –nya dan di mengacu kepada orang ketiga: bukan orang pertama dan kedua yang sedang berdialog, baik dalam surat maupun pidato.

(4) Teks opini memuat argumentasi satu sisi, dan jumlah argumentasi tidak ditentukan. Selain merupakan milik pencipta teks, argumentasi dapat dikembangkan dari pendapat umum yang diambil dari sumber lain, sepanjang sumber itu disebutkan sebagai referensi. Bacalah kembali kedua teks opini di muka, kemudian carilah argumentasi yang dikembangkan dari pendapat lain.

No.
Argumentasi
Referensi
1.
Tahun lalu, menurut catatan Badan Pusat Statistik, hanya ada 8 juta wisatawan asing yang datang berkunjung ke Indonesia.
Catatan Badan Pusat Statistik
2.
Konon, setiap jengkal ruang (karakter) di surat kabar bernilai bisnis.
Pendapat masyarakat
3.
Selama ini pemerintah hanya menjual Bali dan Bali, atau—kalau mau dikatakan agak berpandangan luas sedikit—bergesernya pun paling-paling hanya ke Yogyakarta dan Danau Toba. Padahal tempat-tempat itu tidak perlu “dijual” lagi dan sebaiknya dibiarkan jalan sendiri.
 Riset Pariwisata
4.
Semua orang mungkin sepakat bahwa iklan yang berbunyi: Terus terang, … terang terus, misalnya, adalah contoh kreativitas berbahasa yang berestetika tinggi
Pendapat masyarakat
5.
Dalam surat menyurat atau dalam pidato-pidato, misalnya, kalimat yang berbunyi Atas perhatiannya, diucapkan terima kasih seolah-olah sudah menjadi baku dan dianggap benar.
Surat Penting/ Pidato

(5) Ada dua macam opini, yaitu opini analitis dan opini hortatoris. Tugas kalian adalah membandingkan teks “Menjual Sembari Menjaga Nirwana” dan “Tentang Baik dan Benar”. Setelah kalian membaca dengan cermat, apakah masing-masing teks tersebut termasuk teks opini analitis atau hortatoris? Sebutkanlan alasan kalian.

(a) Teks “Menjual Sembari Menjaga Nirwana” termasuk jenis teks opini Hortatoris.

Alasannya adalah karena teks opine tersebut berisi beberapa argumentasi yang mana mengarah pada suatu tindakan atau kebijakan yang perlu dibuat.

(b) Teks “Tentang Baik dan Benar” termasuk jenis teks opini Analitis.

Alasannya adalah karena ia atau penulis dalam teks opini tersebut menggambarkan suatu konsep atau mnejelaskan mengenai suatu teori yaitu tata cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar.


(6) Teks opini mencakup penggunaan verba material, relasional, dan mental sekaligus. Cari dan identifikasikanlah verba yang ada dalam teks “Tentang Baik dan Benar”, lalu tuliskan verba yang kalian temukan ke dalam kolom berikut.
No.
Kalimat
Verba
Jenis Verba
1.
Sebagai akibatnya, tidak jarang orang (Indonesia) merasa tidak memiliki kemampuan untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. 
Merasa
Verba Mental
2.
Bahkan, banyak pula orang yang kemudian berantipati pada slogan itu karena merasa telah dibelenggunya.
Merasa
Verba Mental
3.
Begitulah, berbahasa dengan baik dan benar ternyata tidak hanya dapat memperlancar komunikasi, tetapi juga dapat meluruskan cara berpikir (berlogika) dan sekaligus mengajarkan cara bertanggung jawab.
Berpikir
Verba Mental
Menganggap bahasa Indonesia yang baik dan benar sama dengan bahasa Indonesia baku adalah sebuah kekeliruan.
Menganggap
Verba Mental
4.
Menganggap bahasa Indonesia yang baik dan benar sama dengan bahasa Indonesia baku adalah sebuah kekeliruan.
Adalah
Verba Relasional
Identifikatif
5.
Bahasa yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan situasi pemakaiannya, sedangkan bahasa yang benar adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah (aturan) bahasa.
Adalah
Verba relasional Identitikatif
5.
Sebagai akibatnya, tidak jarang orang (Indonesia) merasa tidak memiliki kemampuan untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. 
Memiliki
Verba Relasional Atributif
6.
Penghilangan imbuhan (awalan) pada judul tulisan di surat kabar, misalnya, masih dapat dimaklumi karena surat kabar memiliki keterbatasan ruang.
Memiliki
Verba Relasional Atributif
7.
Karena penyiar tidak terikat oleh ruang. Kalaupun penyiar terikat oleh waktu, sesungguhnya ia tetap memiliki kebebasan untuk menyiasatinya: dengan mempercepat tempo, misalnya.
Memiliki
Verba Relasional Atributif
8.
Rupanya, di sinilah letak persoalannya. Banyak orang yang menganggap bahwa bahasa Indonesia hanya memiliki satu warna/ ragam.
Memiliki
Verba Relasional Atributif
9.
Semua orang mungkin sepakat bahwa iklan yang berbunyi: Terus terang, … terang terus, misalnya, adalah contoh kreativitas berbahasa yang berestetika tinggi.
Adalah
Verba Relasional
Identifikatif
10.
Rupanya, di sinilah letak persoalannya. Banyak orang yang menganggap bahwa bahasa Indonesia hanya memiliki satu warna/ ragam.
Menganggap
Verba Mental
11.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa masyarakat (Indonesia) gemar melanggar aturan, tak terkecuali aturan bahasa yang meliputi tata bunyi/lafal, tatatulis/ejaan, tatakata, tatakalimat, dan tatamakna itu.
melanggar
Verba Material
12.
Mereka tidak (mau) menyadari bahwa bahasa Indonesia memiliki banyak ragam, identik dengan keanekaragaman masyarakat penggunanya.
menyadari
Verba Mental
13.
Ibarat berpakaian, di mana pun dan kapan pun mereka selalu memakai pakaian yang sama.
memakai
Verba Material
14.
Atas dasar itu, sesungguhnya orang tidak perlu berbahasa baku saat tawar-menawar di pasar atau sedang mengobrol dengan tetangga saat ronda.
Menawar, mengobrol
Verba Material
15.
Mengapa? Karena bunyi iklan yang terakhir itu, di samping tidak mengajari orang berlogika dengan baik, juga dapat mengecoh dan membodohi konsumen
mengajari
Verba Material
 
 
(7) Konjungsi apa saja yang kalian temukan dalam teks “Tentang Baik dan Benar”? Tuliskan jawaban kalian ke dalam kolom berikut.

No.
Kalimat
Konjungsi
1.
Sebagai akibatnya, tidak jarang orang (Indonesia) merasa tidak memiliki kemampuan untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
akibat
2.
Mungkin karena secara terminologis kata baik dan benar itu sudah menyaran pada hal yang sempurna, tanpa cacat sehingga orang pun tidak segansegan memaknai slogan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar itu sama dengan bahasa Indonesia baku
karena
3.
Bahkan, banyak pula orang yang kemudian berantipati pada slogan itu karena merasa telah dibelenggunya
karena
4.
Karena ditentukan oleh banyak hal (seperti tempat, topik, dan tujuan pembicaraan serta kawan/lawan bicara), yang dapat memunculkan banyak ragam bahasa, ukuran bahasa yang baik (sesuai dengan situasi pemakaian bahasa) sering dipahami secara salah oleh banyak orang.
Karena
5.
Pada umumnya, karena tidak memiliki kesadaran itu, mereka hanya menguasai satu ragam bahasa sehingga di mana pun dan kapan pun selalu menggunakan ragam bahasa yang dikuasainya itu.
karena
6.
Penghilangan imbuhan (awalan) pada judul tulisan di surat kabar, misalnya, masih dapat dimaklumi karena surat kabar memiliki keterbatasan ruang.
karena
7.
Oleh karena itu, permakluman yang sama seharusnya tidak diberikan kepada penyiar yang membacakan tulisan itu untuk pendengar/pemirsanya.
karena
8.
Mengapa? Karena penyiar tidak terikat oleh ruang.
Karena
9.
Tak dapat dimungkiri bahwa dalam berbahasa (Indonesia), ukuran baik dan benar masih sering menjadi perbalahan. Sekalipun mudah didefinisikan, ukuran baik dan benar itu acap kali bias dalam implementasinya.
menjadi
10.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa masyarakat (Indonesia) gemar melanggar aturan, tak terkecuali aturan bahasa yang meliputi tata bunyi/lafal, tatatulis/ejaan, tatakata, tatakalimat, dan tatamakna itu.
menjadi


(8) Teks opini/editorial mengandung modalitas untuk membangun opini yang mengarah kepada saran atau anjuran. Modalitas merupakan cara seseorang menyatakan sikap dalam sebuah komunikasi. Beberapa bentuk modalitas antara lain: memang, niscaya, pasti, sungguh, tentu, tidak, bukan, bukannya, dan sebagainya (untuk menyatakan kepastian); iya, benar, betul, sebenarnya, malahan, dan sebagainya (untuk menyatakan pengakuan); agaknya, barangkali, entah, mungkin, rasanya, rupanya, dan sebagainya (untuk menyatakan kesangsian); semoga, mudah-mudahan, dan sebagainya (untuk menyatakan keinginan); baik, mari, hendaknya, kiranya, dan sebagainya (untuk menyatakan ajakan); jangan (untuk menyatakan larangan); serta mustahil, tidak masuk akal, dan sebagainya (untuk menyatakan keheranan).

Cari dan identifikasilah modalitas yang ada pada kedua teks tersebut, lalu tentukan fungsi masing-masing modalitas itu.

No.
Kalimat Dalam Teks
Modalitas
Fungsi Modalitas
1.
Indonesia memang surga
sekaligus kisah nyata.
memang
Untuk menyatakan
kepastian
2.
Padahal, dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan orang lebih sering berada dalam situasi tidak resmi sehingga tuntutan untuk selalu berbahasa Indonesia
ragam baku itu memang tidak ada.
memang
Untuk menyatakan
kepastian
3.
Padahal, jika ditanya siapa yang memberi perhatian dan siapa yang memberi ucapan, pasti tidak ditemukan jawaban yang benar karena –nya dan di mengacu kepada orang ketiga: bukan orang pertama dan kedua yang sedang berdialog, baik dalam surat maupun pidato.
pasti
Untuk menyatakan
kepastian
4.
Jangankan membuat program wisata yang kreatif, membangun prasarananya saja kerap tidak dilakukan pemerintah.
tidak
Untuk menyatakan
kepastian
5.
Indonesia adalah surga sekaligus kisah nyata, bukan isapan jempol belaka atau romantisme dari masa lalu.
bukan
Untuk menyatakan
kepastian
6.
Mungkin ini merupakan bentuk “protes” mereka kepada pemerintah daerah yang tidak serius membangun prasarana wisata di sana.
Mungkin
Untuk menyatakan kesangsian
7.
Rupanya, di sinilah letak persoalannya.
Rupanya,
Untuk menyatakan kesangsian
8.
Padahal tempat-tempat itu tidak perlu “dijual” lagi dan sebaiknya dibiarkan
jalan sendiri.
baik
untuk menyatakan ajakan
9.
Jangankan dibandingkan dengan Prancis yang mampu mendatangkan 83 juta turis tahun lalu, jumlah wisatawan asing ke Indonesia masih jauh dari Malaysia, yang menurut United Nations World Tourism Organization kedatangan 25 juta pelancong pada 2012.
Jangan
untuk menyatakan larangan
10.
misalnya, kalimat yang berbunyi Atas perhatiannya, diucapkan terima kasih seolah-olah sudah menjadi baku dan dianggap benar.
benar
untuk menyatakan pengakuan



Artikel Terkait

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia halaman 28-35 kelas 12 semester 2
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

8 komentar

17 February 2016 at 03:59 delete This comment has been removed by the author.
avatar
22 March 2016 at 23:30 delete

kalau boleh tau. no. 6 nya kok gak ada yah???

Reply
avatar
22 March 2016 at 23:33 delete

kalau boleh tau. no. 6 nya kok gak ada yah???

Reply
avatar
23 March 2016 at 05:58 delete

terima kasih sudah mengingatkan
sudah saya tambahkan silahkan di cek kembali :)

Reply
avatar
21 January 2017 at 08:24 delete

Thanks sangat membantu smoga jadi amal shaleh

Reply
avatar
8 February 2017 at 06:32 delete

KAMU ADALAH PAHLAWAN ..... SUATU SAAT KAMU KAN MENJDI SESEORANG YANG LUARBIASA... POWER RNGER MEMBUTUHKAN BNTUAN MU ❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌

Reply
avatar